• Breaking News

    Tokoh Masyarakat: Saya Kecewa Pada Pemimpin OPM

    Dikendalikan oleh Benny Wenda, OPM menciptakan keresahan di Papua

    Tentang tokoh-tokoh OPM di luar negeri. Sejujurnya ada banyak kekecewaan saya terhadap tokoh-tokoh OPM di luar negeri.
    .
    1.  Tokoh-tokoh ini sering membiarkan konflik Papua di luar negeri tapi tidak pernah menjelaskan tentang keberadaan kelompok-kelompok OPM/KKSB sebagai salah satu aktor dalam konflik Papua, secara tidak langsung mereka memprovokasi terjadinya perang Suku yang merugikan warga Papua sendiri.
    .
    2.  Gaya hidup mereka yang tidak acuh terhadap kesengsaraan rakyat Papua di Papua. Entah sengaja atau tidak, mereka seringkali memposting foto-foto yang menggambarkan kenyamanan dan kemewahan kehidupan mereka di luar negeri. Padahal mereka mengklaim sibuk memperjuangkan nasib orang Papua di dunia internasional.
    .
    3.  Para tokoh-tokoh Papua luar negeri ini cenderung "berjuang" hanya untuk kepentingan kelompoknya saja, atau lebih ke sisi politik saja sehingga merekapun sibuk menghujat tokoh-tokoh dari kelompok lain.
    .
    Terkait hujat-menghujat, kasus yang paling saya ingat adalah ketika kelompok Benny Wenda, juru bicara ULMWP (Unites Liberation Movement Of West Papua) menghujat Jacob Rumbiak, salah satu komisioner ULMWP. Terlepas benar atau tidaknya hujatan Benny Wenda kepada Jacob Rumbiak, tulisan berisi hujatan tersebut tidak layak untuk dipasang di dunia maya.
    .
    Ketika ada salah satu kelompok dari OPM ini mulai peduli dan sadar dengan perdamaian di Papua, maka ia akan dihujat oleh mereka OPM sebagai antek NKRI.
    .
    Contohnya adalah pada Januari 2014 lalu, ketika Lambert Pekikir, salah satu pimpinan kelompok OPM di Keerom mencoba menjaga perdamaian di kampungnya sendiri, Keerom, dengan mendeklarasikan "Deklarasi Keerom Damai". Lambert Pekikir, salah satu pimpinan OPM yang paling senior yang bertahun-tahun hidup di hutan pun dihujat habis-habisan.
    .
    Hal yang menggelikan adalah pihak yang menghujat Labert Pekikir adalah KNPB, simpatisan muda OPM yang hidup di perkotaan dan tokoh-tokoh OPM di luar negeri, yang memiliki kehidupan nyaman di negaranya masing-masing.
    .
    Hal-hal yang saya sebutkan di atas membuat saya, seorang anak asli Papua tidak bisa mendukung "perjuangan" OPM. Tidak rasanya mendukung mereka setelah apa yang sudah saya liat, dengarkan, rasakan dan pelajari. Ucap saya kepada teman saya yang mendengarkan penjelasan panjang lebar saya.
    .
    *Dikutip dari tulisan  Alfredo Kway di laman KOMPASIANA

    Tidak ada komentar

    iklan

    TesTer