• Breaking News

    Jangan Mengorbankan Anak-anak Nduga Demi Kemerdekaan Semu

    Jangan Mengorbankan Anak-anak Nduga Demi Kemerdekaan Semu

    Konflik bersenjata di Nduga, Papua, dalam delapan bulan terakhir membuat kegiatan belajar-mengajar anak-anak terbengkalai. Lebih dari 700 anak kini terpaksa belajar di sekolah darurat yang dibangun para relawan. Anak-anak korban konflik ini menghadapi banyak kendala dalam mendapatkan hak pendidikan.

    Opinus, bocah laki-laki yang duduk di kelas empat Sekolah Dasar itu terbata-bata membaca tulisan yang disodorkan kepadanya. Dia adalah salah satu anak pengungsi Nduga yang kini tinggal di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Akibat konflik, dia terpaksa terpisah dengan ibunya.

    Sudah beberapa waktu lamanya, Opinus tidak belajar di sekolahnya yang terletak di Distrik Yigi. Berbeda dengan Opinus, Dutiana yang sudah berbulan-bulan mengungsi di Wamena, sempat belajar di sekolah darurat yang dibangun untuk para pengungsi.

    Anak pengungsi lain, Balison, yang masih duduk di kelas tiga SD, mengaku mendapat banyak pelajaran ketika bersekolah di sekolah darurat yang terletak di halaman Gereja Weneroma. Kondisi sekolah darurat yang rusak berat membuat anak-anak pengungsi terpaksa kembali tidak bisa mengenyam pendidikan.

    Konflik ulah kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini telah menutup keceriaan anak-anak Papua, anak-anak yang merupakan generasi muda penerus bangsa harus menjadi korban kekejaman kelompok separatis yang mementingkan ego dan tidak mementingkan pendidikan anak-anak di Nduga.

    Segara hentikan konflik dan kekerasan kepada warga Nduga, karena anak-anaklah yang menjadi korban, anak-anak tidak bisa lagi mengenyam pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan di usia dini mereka. Pemerintah dan aparat keamanan harus segera menghentikan pergerakan kelompok separatis ini.

    Kembalikan keceriaan anak-anak Nduga, karena mereka sangat membutuhkan pendidikan agar dapat membangun Papua menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Jangan mengorbankan anak-anak hanya demi kekuasaan semu dengan mengorbankan nyawa.

    Tidak ada komentar

    iklan

    TesTer