• Breaking News

    Penangkaran Benih Padi Wujudkan Sinergi Petani dan Penyuluh

    Pandemi COVID-19 hanya dapat ditangkal oleh ketersediaan pangan seperti ditempuh Kelompok Tani (Poktan) Usaha Bersama di Kampung Bokem, Distrik Merauke, Papua Barat. Hari-hari ini, Poktan Usaha Bersama menyiapkan penangkaran benih padi seluas enam hectare (ha), dengan varietas Inpari 22, Inpari 32, Inpari 42 untuk mendukung percepatan tanam musim gadu.

    Ketua Poktan Usaha Bersama Rudi Setiawan bersama 21 anggota Poktan melakukan percepatan tanam dan pengolahan lahan 45 ha. Bagian kecil dari 34.357 hektar, total luas baku lahan sawah di Merauke sebagai kabupaten penghasil padi terbesar di Papua Barat.

    “Penyuluh terus mendampingi Poktan binaan agar target tanam di musim gadu tercapai. Misalnya Poktan Usaha Bersama tengah menyiapkan benih padi dan olah lahan untuk percepatan musim tanam,” kata Novianti R. Manik, penyuluh pendamping Kampung Bokem, Distrik Merauke.

    Total luas lahan pertanian di Kampung Bokem sekitar 300 ha, indeks pertanaman (IP) sebagian besar IP 200, khususnya musim rendengan dapat ditanami hingga 266 hektar. Sementara musim gadu hanya 75 ha, realisasi baru 13 ha. Produktifitas sekitar 4,5 ton gabah kering panen (GKP) per ha.

    Menurutnya, tanggung jawab besar diemban Poktan Usaha Bersama lantaran telah memperoleh bantuan alat tanam (rice transplanter), mesin traktor dan mesin panen (combine harvester).

    “Kondisi musim rendengan terkendala lahan terendam, keasaman tanah atau pH di bawah lima dan tata kelola air belum maksimal. Akibatnya, realisasi musim rendengan hanya 198 ha dari target 266 ha,” ujar Novianti.

    Kendati demikian, tantangan bukan kendala malah memicu motivasi putra daerah secara swadaya membuka lahan sawah seluas 25 ha. Meski produktivitas masih rendah, baru 2,5 ton GKP per ha engmingat pH tanah di bawah lima dan tata kelola air belum memadai.

    Penyuluh Pusat, Siti Nurjanah di Kementerian Pertanian (Kementan) RI selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Papua Barat menegaskan hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani didampingi penyuluh tetap produktif di tengah Pandemi COVID-19.

    “Tetaplah bekerja dengan mematuhi Protokol Kesehatan meskipun diketahui lahan pertanian tergolong zona hijau, karena paparan sinar matahari diyakini ampuh menangkal Virus Corona,” papar Mentan Syahrul.

    Hal itu selaras kebijakan dan program aksi dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) selaku unit kerja eselon satu Kementan, untuk mengoptimalisasi peran penyuluhan dalam pendampingan program swasembada pangan di tingkat Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) dan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP).

    Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa kebersamaan petani dan penyuluh merupakan wujud sinergitas Kostratani di lapangan. Apresiasinya kepada pemangku kebijakan di Merauke menggerakkan sektor pertanian melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian.

    Kepala Pusluhtan Leli Nuryati berpesan kepada penyuluh untuk harus meningkatkan kapasitasnya agar dapat menjadi ‘sumber inspirasi’ petani yang maju, mandiri dan modern dengan pelayanan penyuluhan yang berkualitas, mudah, tepat dan murah.

    Tidak ada komentar

    iklan

    TesTer